Indonesian Edition
Shoot (Volume 1-37)
Availability:
Ready to download
Indonesian Edition
Compare
Categories: Arts & Photography, Audiobooks, Biographies, Business & Money, Children's Books, Chinos, Comics, Computers, Cookbooks, Education, Limited Edition, Men's, Women's
Related products
4.1 out of 5
High Noon: The Hollywood Blacklist and the Making of an American Classic
High Noon: The Hollywood Blacklist and the Making of an American Classic
gonk bukan pahlawan berwajah tampan –
Toshihiko Tanaka (Toshi) si kaki kiri ajaib, Kazuhiro Hirmatsu (Kazu) si 'back heel' dan Kenji Shiratsuka dengan tinjunya adalah tiga tokoh utama komik ini. Merek tergabung sejak SMP di Kakenishi, kemudian melanjutkan sekolah di SMA yang sama, SMA Kakegawa. Terpesona dengan kharisma Yoshiharo Kubo dan sang wakil kapten Atsushi Kamiya, mereka membangun rezim baru spakbola SMA Jepang. Karena suatu penyakit, il fantastista Yoshiharo Kubo tewas di tengah lapangan, sesaat sebelum meregang nyawa, sebua Toshihiko Tanaka (Toshi) si kaki kiri ajaib, Kazuhiro Hirmatsu (Kazu) si 'back heel' dan Kenji Shiratsuka dengan tinjunya adalah tiga tokoh utama komik ini. Merek tergabung sejak SMP di Kakenishi, kemudian melanjutkan sekolah di SMA yang sama, SMA Kakegawa. Terpesona dengan kharisma Yoshiharo Kubo dan sang wakil kapten Atsushi Kamiya, mereka membangun rezim baru spakbola SMA Jepang. Karena suatu penyakit, il fantastista Yoshiharo Kubo tewas di tengah lapangan, sesaat sebelum meregang nyawa, sebuah gol dramatis lahir dari kejeniusan il capitano Kubo, setelah berkali-kali menjadi pemain di garis gawang sendiri, sembari menunggu Kenji si kiper beradaptasi dengan 'bola menghilang' tendangan striker lawan - 'bola menghilang' adalah salah satu produk imajinatif khas jepang, sebuah bola efek yang menyebabkan kiper lawan cuman terhenyak tak bisa menebak arah bola, karena bola menghilang inilah, oleh Kubo Kenji si kiper diminta cepat beradaptasi untuk mengatasinya. Sementara beradaptasi mengatasi 'bola menghilang' Kubo menempatkan dirinya di belakang Kenji, tepat di garis gawang Kenji, berjaga-jaga agar ketika bola lolos dari Kenji masih bisa di halau Kubo - Hampir sepanjang pertandingan dengan posisi tertinggal, Kakegawa dibombardir oleh serangan lawan, hingga pada suatu momen ketika Kenji tidak bisa menepis 'bola menghilang' tersebut, bola berhasil diblok oleh Kubo, begitu menguasai bola, Kubo berlari dari garis gawangnya sendiri, melanjutkan magisnya, melewati 11 pemain lawan termasuk kipernya dan menceploskan bola ke gawang lawan, sementara sepuluh pemain Kakegawa lainnya hanya bisa melongo menyaksikan sang Kapten dan sebagian dari mereka cuman berlari, mengejar mujizat sang kapten. Detik Kubo menyarangkan bola ke gawang lawan, ia terjatuh dan meregang nyawa. Sebuah dramatisasi kahas komik Jepang!!! Masa itu adalah masa kelas 1 SMA bagi trio Kakenishi, sebuah kehilangan yang menyebabkan pertandingan berikutnya di final wilayah mereka kalah 0-6 dari lawannya. Tahun kedua, dengan dramatisasi khas cerita2 super heroes, SMA Kakegawa berhasil menjadi juara nasional liga SMA Jepang. Mimpi! sejak pagelaran J-league tahun 1992, Jepang menjadi kekuatan baru di sepakbola Asia, sementara Indonesia mengirim tim PSSI Primavera tahun 1993 atau 1994 ke Genoa di bawah arahan Romanno Mate, Jepang sudah mengekspor Kazuyoshi 'King Kazu' Miyura sebagai striker utama Genoa. Sama seperti kisah Tsubasha, komik ini pun menjual mimpi negeri Jepun ke kancah dunia. Dari komik mereka meretas jalan panjang ke pentas dunia, sementara kita sudah bosan dengan situasi komikal sepakbola kita!
Aravena –
Gebyar Piala Dunia jadi membangkitkan kenangan akan tim kesayangan di masa lalu, yang formasinya masih saya hafal di luar kepala…. Kakegawa (4-3-3): Kenji Shiraishi; Shinichi Nitta, Tsuyoshi Akahori, Shoji Hattori, Toshimi Yano; Shigeki Otsuka, Kubo Yoshiharu/Kengo Mahori, Atsushi Kamiya; Yutaka Sasaki, Kazuhiro Hiramatsu, Toshihiko Tanaka. ”Toshi…. kamu suka sepakbola?” Shoot berlatar di SMA Kakegawa dari prefektur Shizuoka, yang tim sepakbolanya naik daun berkat kehadiran sang playmaker jenius, Gebyar Piala Dunia jadi membangkitkan kenangan akan tim kesayangan di masa lalu, yang formasinya masih saya hafal di luar kepala…. Kakegawa (4-3-3): Kenji Shiraishi; Shinichi Nitta, Tsuyoshi Akahori, Shoji Hattori, Toshimi Yano; Shigeki Otsuka, Kubo Yoshiharu/Kengo Mahori, Atsushi Kamiya; Yutaka Sasaki, Kazuhiro Hiramatsu, Toshihiko Tanaka. ”Toshi…. kamu suka sepakbola?” Shoot berlatar di SMA Kakegawa dari prefektur Shizuoka, yang tim sepakbolanya naik daun berkat kehadiran sang playmaker jenius, Kubo. Seorang anak kelas 1, Toshi, berjuang menembus tim inti walau kehilangan dua sobat kental yang sudah bermain dengannya sejak SMP…. Kazuhiro, yang memutuskan meninggalkan sepakbola untuk fokus belajar, dan Kenji, yang lebih memilih aktivitas geng motor. Tak disangka, seorang gadis urakan bernama Kazumi kemudian berinisiatif mempersatukan kembali mereka bertiga di tim Kakegawa…. Begitulah, judul ini bergulir layaknya plot komik olahraga pada umumnya. Diawali bagian perkenalan dan mengumpulkan anggota tim, lalu terjun ke rentetan pertandingan turnamen. Ah, tapi eksekusinya sangat membekas di hati. Jauh sebelum saya mengenal Mitsuru Adachi, Tsukasa Ooshima sudah terlebih dulu memikat saya lewat kombinasi serupa dari pertandingan olahraga, drama, komedi, dan cita cinta anak muda. Terpukau oleh pertandingan yang seru…. ngakak karena tingkah alay para karakternya….. dan tersentuh oleh suka-duka asmara mereka. ”Waktu itu, dalam saat yang sekejap itu… kami merasakan jalur operan yang panjang dan jelas ke depan gawang lawan. Inilah sepakbola Kakegawa." Level realisme di Shoot masih di bawah Giant Killing (komik bola untuk pembaca dewasa), tapi jauh di atas Captain Tsubasa atau Inazuma Eleven. (komik bola untuk anak-anak). Para pemainnya memang punya teknik andalan (seperti Toshi yang sangat mengandalkan tembakan kaki kirinya), tapi masih dalam batas kewajaran dan bukan ‘jurus pemusnah batas dunia akhirat’ seperti bisa menghentikan waktu atau semacamnya. Satu hal yang mencolok adalah kuatnya aspek taktik dan karakteristik antar tim, seperti formasi 4-3-3 Kakegawa yang sangat mengandalkan kerja sama tim dan pemahaman peran masing-masing di lapangan. Komik ini juga yang membuat saya pertama kali mengenal taktik seperti pressing, zonal marking, perangkap offside, dan lain-lain. Saya suka fakta bahwa walau Toshi adalah tokoh utama, dia bukan jadi pemain serbabisa yang selalu jadi bintang penyelamat dalam pertandingan. Saya juga menikmati betapa banyaknya pemain yang keren dan berkesan dari berbagai tim, dengan karakteristik permainan yang bervariasi. Sama halnya dengan saya mengidolai bintang-bintang dunia nyata pada 1990-an seperti Zidane, Nesta, Del Piero, Inzaghi, Ronaldo, Batistuta, Valderrama, Suker, Bierhoff, dll., saya pun terkagum-kagum pada sosok Kubo, Kamiya, Toshi, Kazuhiro, Kano, Matsushita, Iwagami, Azuma, Himuro, Saiki, Serizawa, Kusanagi, Reinhardt, Matsuoka, dan masih banyak lagi XD Penggambaran pertandingannya pun terasa pas, tidak terlalu panjang maupun singkat. Dari awal, sudah terlihat kepiawaian Ooshima-sensei dalam mengombinasikan aksi di lapangan dengan drama di luar lapangan. Sering dengan makin bagusnya gambar, alur pertandingan pun jadi kian seru. Puncaknya ada di volume 20-an, yang menyuguhkan momen-momen tak terlupakan, baik dari segi adu taktik di atas lapangan maupun krisis yang berkecamuk di hati para pemainnya. ”Kalau aku pergi, kamu kesepian?” (….dan si Toshi goblok terlalu gengsi untuk jawab jujur). Ada sekelumit roller coaster percintaan yang terjadi di Shoot, khususnya dari hubungan Toshi dan Kazumi…. yang fluktuasinya nggak kalah ekstrim dari nilai tukar rupiah XD Jujur, sewaktu pertama baca, saya masih gampang kesal dengan tingkah anak-anak ini. Toshi terlalu plinplan, Kazuhiro terkesan seperti ‘makan teman’, dan Kazumi amat susah ditebak… Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman, saya jadi lebih memahami mereka. Saya jadi paham kenapa hubungan Toshi dan Kazumi harus dibuat sekompleks ini. Mereka adalah gambaran teman yang sudah terlalu akrab, terlalu sering gontok-gontokan, dan terlalu sering saling meledek…. sehingga jadi kelewat gengsi dan sungkan untuk bisa jujur satu sama lain. Akhirnya baru sadar setelah tidak bisa lagi saling menyapa setiap hari…. Bagaimanapun, momen saat Toshi menepati janji dan mempersembahkan hattrick untuk gadis yang ia sayangi…..saya yakin telah menginspirasi semua anak laki-laki yang pernah membaca komik ini. Minuman dinginnya masih meneteskan embun. Sepatunya penuh dengan lumpur lapangan. Semuanya sama seperti pemandangan biasa sehabis pertandingan. Cuma... suara tawanya tak terdengar? Saya sudah hendak menyudahi ulasan ini, sebelum tersadar bahwa saya harus menyebutkan MOMEN ITU. Bagaimana tidak, setiap saya berjumpa sesama penggemar Shoot!, hal yang pertama kami sebut-sebut pastilah soal MOMEN ITU. Setiap komik olahraga pastinya punya momen istimewanya sendiri-sendiri, tapi momen yang saya maksud dalam Shoot itu adalah pertama kalinya saya bisa merasakan ledakan campuran emosi yang luar biasa gara-gara sebuah karya fiksi…. dari euforia rasa takjub, berganti menjadi syok luar biasa, hingga akhirnya kesedihan mendalam. Peristiwa di volume 7-8 tersebut akan selalu jadi momen paling ikonik dari semua komik olahraga yang pernah saya baca. Hari itu, legenda terlahir. Harus diakui bahwa dalam menilai Shoot, saya tidak bisa melepas kacamata nostalgia. Saya pun merasa seri-seri sekuelnya tidak sebagus seri pertama ini, antara lain karena perubahan gaya gambar dan fokus cerita yang lebih terpecah-pecah. Namun, tak bisa dipungkiri kalau komik inilah yang paling sering membuat saya melonjak-lonjak, tertawa, dan menitikkan air mata, lebih dari judul olahraga manapun. *Catatan tambahan tentang kronologi dan berbagai judul di seri ini: 1. Shoot! 1-33 (seri yang dibahas di ulasan ini) 2. Shoot! In Memory 1-5 (prekuel tentang ketiga protagonis di zaman SMP) 3. Shoot: Hot Challenge 1-12 (sekuel dari Shoot) 4. Shoot: Legenda Kubo Yoshiharu (kumpulan kisah sampingan) 5. Shoot: Legend of New Age 1-16 (sekuel dari Shoot: Hot Challenge sekaligus seri penutup)
Dimas Comodo –
Salah satu komik bola favorit bacaan waktu SD dulu Seru banget walaupun nomer - nomer awal gambarnya agak jelek
Galvin Galvin –
gimana cara bacanya gan?
Garwins Limarto –
Sangat Nostalgia membaca cerita Shoot ini. Membawa kita dalam suasana di Jepang pada tahun 1990-an. Mengenal kota2 besar dj Jepang & terlebih serunya cerita tentang kompetisi Sepakbola masa SMA/SMU dulu kala. Menegangkan, Lucu, Penasaran & bahagia rasanya.
Satria Kurniawan –
This review has been hidden because it contains spoilers. To view it, click here. Endhi komik e
Erik Sahata –
Pengen baca ... Tolong infonya
Noe –
Salah satu komik yang dicari
Cipto –
ereartertertretreteqrtqetqe
LynxZero –
Salah 1 komik terbaik yang pernah gw baca
Armein Hazet –
Komik yang membawa perasaan kita campur aduk ada senangnya, ada sedihnya, ada tegangnya ada gregetnya....kalau pendahulunya mungkin komik popcorn, intinya persahabatan !
Lamun Lamuna –
Sebuah cerita bagaimana sebuah klub lahir. Sebuah cerita yang bukan saja berlisah tentang sepakbola. Tetapi bercerita tentang menggapai impian, persahabatan, pengorbanan, kerja-keras, pantang menyerah, berbuat untuk orang lain, dan mengukir sejarah. Kalau mau baca yang lebih ringkas, baca legenda Kubo Yosiharu.
Dezinfectant –
Salah satu komik bola paling beken dan spawned spin off dan sequel. Think about a film starred by SMAP members. It does exist :D Buku ini begitu bagusnya sampe menggoyahkan iman, apakah saya suka sepak bola juga? (yao ming.jpg) "Toshi, apakah kamu menyukai sepak takraw?" Salah satu komik bola paling beken dan spawned spin off dan sequel. Think about a film starred by SMAP members. It does exist :D Buku ini begitu bagusnya sampe menggoyahkan iman, apakah saya suka sepak bola juga? (yao ming.jpg) "Toshi, apakah kamu menyukai sepak takraw?"
Bagas –
great
Aditya Kusuma –
This review has been hidden because it contains spoilers. To view it, click here. awesome
Amri Ahmad –
nostalgia buat baca komik2 lama
Andy Mitra –
really touching and cool story
Hasan –
good
Satya –
baa
Hyuga Hm –
bagus bingits
Satria –
good
Erien Renji –
taraaaadaaaaang.....Toshi
Nugie –
toshiiiii
Crownj –
This manga "shoot" by Oshima Tsukasa is a very good manga. At first, I thought it was bad by looking in the drawing. But later, though the drawing was bad the story became interesting slowly. This manga "shoot" by Oshima Tsukasa is a very good manga. At first, I thought it was bad by looking in the drawing. But later, though the drawing was bad the story became interesting slowly.
Sukimin –
i like this book
Budi Lumanto –
Toshi...do you really like football??? Good comics...
Yudi Hadinata –
faaaa
Daniel –
love it... Toshi with the submarine shoot....
Andru –
GOOD JOB,THANKS
Yuzz –
keren \m/